
Untuk itu Paul lebih sering menghindar dan menenggelamkan diri pada dunia yang ia cintai, yaitu musik. Sejak lahir, musik memang jadi kecintaan Paul. Ia mencintai musik apapun. Paul kecil sering memutar theme song film ET dan berpura-pura bertindak sebagai konduktor orkestra.
Ia pun aktif menjadi anggota kelompok paduan suara gereja terbaik di Bristol.
Menginjak remaja, kecintaannya pada opera semakin membesar. La Boheme adalah opera yang dia kagumi. Ia pun sempat tergabung dalam opera tingkat amatir hingga yang lumayan besar seperti Bath Opera.
Setelah berkeluarga, Paul melakoni hidupnya sebagai sales telepon genggam dan staff di supermarket. Ia tetap sebagai pribadi yang tidak percaya diri, meski bosnya selalu membesarkan hatinya bahwa ia seorang salesman andal.
Tahun 2000, dari uang hasil tabungan dan menang lotere, Paul ikut program summer school selama tiga bulan di Italia.
Selain belajar bahasa Italia, Paul juga mengambil kelas vokal asuhan Pavarotti, dedengkot penyanyi opera yang selama ini diidolakannya.
Namun, tahun 2003, Paul menderita radang usus buntu dan harus menjalani operasi. Setelah itu bertubi-tubi penyakit dan kecelakaan menderanya, seperti tumor kelanjar anak ginjal dan kecelakaan sepeda. Rangkaian peristiwa itu membuat kondisi kesehatan Paul melemah dan satu-satunya karier yang ia pikirkan adalah menyanyi.
Dan keikutsertaannya di pentas Britain's Got Talent telah merubah jalan hidup Paul. Ia kini disibukkan dengan kegiatan promo debut albumnya yang baru rilis berjudul One Chance. Selain itu di sejumlah acara bergengsi seperti Today Show
(NBC), tampil di depan petinggi negara dan kerajaan.
“I used to feel so small and insignificant. But now I know I am someone - I am Paul Potts and this is what I do,"
kata Paul Potts. Keseriusan Paul serta jerih payahnya memang layak mendapat imbalan setimpal.
0 comments:
Post a Comment